Nama dari kedua prajurit yang tewas tersebut saat ini masih disembunyikan oleh pihak militer. Militer AS sendiri masih terus menyelidiki insiden ini hingga tuntas. Tewasnya dua orang prajurit AS ini menambah jumlah kematian pasukan AS di Irak menjadi 4.390 jiwa sejak Maret 2003. Demikian diberitakan Associated Press, Kamis (8/4/2010).
Tewasnya prajurit AS di Irak membuktikan perlawanan masih terus berlanjut di negeri Saddam Hussein tersebut.
Sebelumnya pada Selasa 6 April lalu tujuh ledakan bom Kelanda kota Baghdad menyebabkan 54 orang tewas dan melukai 187 lainnya. Ledakan tersebut mengakibatkan sebuah bangunan runtuh dan menghancurkan material yang berada di gedung-gedung apartemen.
Ledakan tersebut terjadi di beberapa tempat di Distrik Shula dan Chukook, Distrik Al Shurta Al Rabba, dan Distrik Alawi di pusat Kota Baghdad.
Meningkatnya perlawanan di Irak dipicu hasil pemilu yang tidak menghasilkan pemenang yang jelas. Pemilu ini nantinya akan menentukan siapa yang akan memimpin pemerintah di Irak.
Ledakan hari Selasa tersebut merupakan aksi terbaru dari rentetan ledakan terjadi dalam sepekan terakhir di Baghdad dan telah menewaskan sekira 120 jiwa.
Hingga kini polisi masih terus menyelidiki pelaku di balik aksi perlawanan tersebut. Pemerintah Irak dan Amerika Serikat menyalahkan rangkaian serangan yang melanda negeri seribu satu malam tersebut dilakukan oleh Al Qaeda. Kelompok tersebut dianggap telah memanfaatkan rapuhnya keamanan usai pemilu 7 Maret .
0 komentar:
Posting Komentar